Cara Belajar Bahasa Lampung Sehari-Hari Dialek Api (A) dan Nyow (O) dengan Mudah dan Cepat Bisa

  • Whatsapp

Banyak orang yang berasal dari suku di luar Lampung pribumi yang berhasil belajar dan bertutur kata bahasa Lampung dengan baik. Mereka banyak yang mengaku belajarnya secara otodidak (tanpa les privat, bimbel, dll). Namun yang mereka lakukan adalah dengan cara latihan (practice) setiap hari dengan orang yang bisa ngobrol bahasa Lampung. Dengan rutin latihan berbicara dan belajar bahasa Lampung sehari-hari tentu akan menambah banyak kosa kata baru yang bisa dirangkai dalam suatu kalimat tertentu.

Bahasa Lampung merupakan salah satu jenis bahasa yang dituturkan oleh masyarakat pribumi dan non-pribumi di Provinsi Lampung dan sebagian Sumatera Selatan. Pada umumnya, Bahasa Lampung dikelompokan ke dalam dua dialek yaitu dialek A (Api) dan O (Nyow).

Bacaan Lainnya

Mari Belajar Bahasa Lampung Sehari-hari Dialek A (Api) dan O (Nyow)

Di provinsi Lampung, kita dapat dengan mudah melihat masyarakat yang menggunakan kedua dialek tersebut. Bagi masyarakat Abung Siwo Migo, Mego Pak Tulang Bawang dan Sekappung Limo Migo mereka menggunakan dialek O, sedangkan yang lainnya menggunakan dialek A.

Walaupun kenyataannya terkadang ada perbedaan di setiap daerah penutur kedua dialek tersebut. Seperti masyarakat yang betutur dengan dialek A dari Pubian Telu Suku berbeda sedikit dengan Sungkai Bunga Mayang, dan masyarakat Sai Batin secara umumnya.

Begitu juga dengan penutur dialek O, akan berbeda intonasinya masyarakat Abung dengan warga Menggala yang bagian dari Mego Pak Tulang Bawang. Keunikan-keunikan itu dapat ditemui di kampung-kampung orang Lampung (Ulun Lappung).

Untuk Belajar Bahasa Lampung edisi kali ini, lovelylampung.com akan memulai dari kata-kata dasar ditambah penggunaan kalimatnya dalam Bahasa Lampung.

Berikut kata dasar dalam penyebutan orang pertama, kedua dan ketiga dalam Bahasa Lampung:

Saya: Nyak (kepada yang seumur atau yang lebih muda), Ikam (kepada yang lebih tua)
Kamu: Nikeu (kepada yang seumur atau yang lebih muda), Sekam (kepada yang lebih tua) (O), Niku (A)
Dia: iyo, yo, ia
Mereka: Tiyan
Kita: Gham
Kami: Sikam
Kalian: Puskam, Mettei (O), Kuti (A)

Contoh Kalimat:

Saya mau ke sekolah
(O): Nyak/ ikam ago dak sekulah
(A): Nyak haga mit sekulah

Kamu sudah makan?
(O): Nikeu ghadeu mengan?
(A): Niku ghadu mengan?

Saya mau tidur dulu
(O) Nyak/ ikam ago pedem pay
(A) Nyak haga pedom pay

Jika kalian lapar, beli saja di warung
(O) Lamun mettei betteh, belei gaweh di warung
(A) Ki kuti bettoh, beli gawoh di waghung

Kamu sudah makan?
(O) Nikeu ghadeu mengan?
(A) Niku ghadu mengan?

Mereka nyeruit dengan ikan bakar
(O) Tiyan nyeruit jamo punyeu puppul
(A) Tiyan nyeruit iwa bakar

Saya dengar kamu sakit
(O) Nyak dengei nikeu maghing
(A) Nyak dengis niku magheng

Apa yang bisa saya bantu?
(O) Nyow sei dapek ku tulung?
(A) Api si dapok ku bantu/tulung?

Nah, pada intinya belajar bahasa Lampung itu perlahan-lahan tapi santai dengan sering bercakap-cakap menggunakan bahasa Lampung ini dengan orang yang paham bahasa Lampung. Mintalah koreksi jika apa yang kamu ucapkan keliru. Dan perbanyaklah bergaul dengan orang-orang yang pintar berbahasa Lampung, maka peluang besar kamu bisa bertutur kata dalam bahasa Lampung akan semakin cepat. Bahkan teman saya ada yang cukup satu bulan saja bisa berbahasa Lampung hanya dengan sering saling ngobrol dengan orang Lampung asli. Semoga bermanfaat dan mari terus belajar bahasa Lampung untuk melestarikan adat dan budaya Lampung. Sukses selalu untuk kita semuanya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan ke nurulrahma Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

21 Komentar

  1. Saya pernah lihat Melly blogger Lampung beberapa kali menulis status pakai bahasa Lampung. Misalnya: Ngape balek? pengucapan huruf e seperti pada kata sembako. Ngape kan dari katan Mengapa, jadi Ngapo atau Ngape. Kalau di Sumsel ada yang pakai O dan E. Ada bahasan khusus nggak soal vokal E ini di bahasa Lampung?

  2. gak ada satu suku yang benar-benar asli, termasuk Jawa dan Sunda
    Ngelihat bahasa Lampung, nampaknya mereka dulu serumpun ya dengan Jawa dan Sunda
    Kemudian berpencar dan membuat kebudayaan sendiri di tempat baru

  3. Kalau melihat dari kosakatanya, sepertinya ada akulturasi juga ya dari bahasa Jawa dan Sunda. Mungkin karena pernah ada transmigrasi jadi hal ini mempengaruhi bahasa juga. Atau, sebenarnya sejak dulu memang nggak ada yang benar-benar murni dari sisi bahasa daerah sehingga satu sama lain, ada saja kemiripannya.

  4. Mempelajari bahasa daerah emang penting ya, jadi kita juga bisa berkomunikasi dan bergaul dengan menggunakan bahasa setempat. Cara paling cepat memang dengan mempraktekkannya secara langsung

    1. Penting banget kak, sebagai sumber untuk menambah falsafah hidup berbudaya. Belajar bahasa dan aksara Lampung adalah bagian cermin diri dengan bangga terhadap bahasa lokal.

  5. Kalau ga terbiasa , pas mendengar lawan bicara berbicara menggunakan logat berbeda rasanya aneh ya mas. Tapi kalau sudah terbiasa ya udh ga heran lagi. Saya belum pernah bicara sama teman dari lampung sih

    1. Tentunya harus belajar ya kak supaya bisa berbahasa lampung dan tentunya akan semakin lahir sebagai bagian dari pecinta budaya daerah.

  6. Ahahaha, jadi kebayang kawan-kawan saya di kelas dulu yang berasal dari Lampung. Mereka kalo ngumpul sesama mereka suka ngobrol pake bahasa daerah.

    Kebetulan saya kuliah di Fahutan IPB. Nah, itu fakultas yang menurut saya keanekaragaman mahasiswanya paling tinggi dari 9 fakultas yang ada. Kayak miniatur Indonesia. Di kelas saya nyaris semua provinsi ada.

    1. Keren berarti ya kak, hehe, ada orang Lampungnya juga ya yang kuliah di IPB. Pas di kelas ngobrolnya pasti pake bahasa daerah Lampung. Keren, miniatur Indonesia dengan kenakaragaman yang komplet. Patut kita lestarikan ya.