Dalam bercakap-cakap (ngobrol) menggunakan bahasa Lampung kita harus memperhatikan tata krama berbahasa. Penggunaan kata ganti orang harus tepat kepada siapa kita berbicara.
“Kata ganti orang” yang dipergunakan pembicara kepada orang yang lebih tua atau yang dihormati, yang lebih muda, ataupun yang sebaya harus sesuai.
Adapun tata cara/teknik/metode dan langkah-langkah penggunaan kata ganti orang dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Lampung adalah sebagai berikut:
A. Kata Ganti Orang Pertama (Pembicara)
- Orang Pertama Tunggal: nyak, ikam, saya dipakai untuk teman sebaya, atau kepada orang yang lebih muda dari si pembicara. sikindua (saya/hamba) dipakai untuk berbicara kepada orang yang lebih tua/dihormati;
- Orang Pertama Jamak: sikam, gham (kita/kami), kepada teman sebaya. Gham segalou kepada orang yang lebih tua.
B. Kata Ganti Orang Kedua (Orang Yang Diajak Bicara)
- Orang Kedua Tunggal: nikeu (kamu), digunakan kepada teman sebaya/lebih muda. Pusekam/Sekam (anda/tuan), digunakan kepada yang lebih tua atau berbicara kepada yang dihormati;
- Orang Kedua Jamak: kuti, metei (kalian), digunakan kepada yang sebaya. Kuti ghuppok (tuan-tuan atau anda sekalian), digunakan bila berbicara kepada yang lebih tua/dihormati.
C. Kata Ganti Orang Ketiga (Orang Yang Dibicarakan)
- Orang Ketiga Tunggal: yo, iya (dia), digunakan untuk orang biasa atau sebaya. Beliau (dia) yang kita hormati/pejabat, dan lain-lain.
- Orang Ketiga Jamak: tiyan (mereka), digunakan untuk orang umum/orang biasa. Tiyan ghuppek (mereka yang terhormat), digunakan untuk orang-orang yang kita hormati.
Sumber Referensi Bacaan: Drs. Hi. Marsitho, M.Pd., dkk. 2000. Pandai Berbahasa Lampung. Bandarlampung: Gunung Pesagi.