Sebelumnya kita telah membahas tentang teks ngamai/ngini adok dan pastinya kita dapat mengenali ciri-ciri atau tanda-tanda teks tersebut.
Diantaranya: Teks ngamai/ngini adok digunakan atau berfungsi untuk menyampaikan nasihat atau pesan kepada calon mempelai dalam upacara pemberian gelar adat. Teks ngamai/ngini adok berbentuk puisi yang memiliki bait demi bait, yang semua baris-baris dalam puisi itu berisi pesan-pesan, petuah-petuah kepada kedua mempelai berkaitan dengan kehidupan berumah tangga di kelak kemudian hari.
Nasihat-nasihat itu disampaikan dalam jalinan kata-kata yang diatur sedemikian rupa dalam bentuk baris-baris yang mengisi bait demi bait. Jumlah suku kata tiap baris dibatasi, antara 4 suku kata hingga 12 suku kata, jumlah baris tiap bait juga dibatasi, ada yang tiap baitnya terdiri dari 4 baris adapula yang tiap baitnya 6 baris. Dalam setiap bait, ditentukan pola sajaknya, misalnya yang sebaitnya terdiri dari 4 baris, pola sajaknya (pengulangan bunyi di akhir baris): a-b-a-b, adapula yang sebaitnya terdiri dari 6 (enam) baris seperti teks ngamai/ngini adek pada awal bahasan kita ini berpola/rumus sajaknya adalah a-b-c-a-b-c, dan seterusnya.
Demikianlah pemaparan tentang teks ngamai/ngini adok, semoga bermanfaat bagi rekan-rekan yang sedang membutuhkan informasi ini. Jangan lupa share and comment kalau artikel ini bermanfaat. Terimakasih.
Sumber Referensi Tulisan:
- Sudihartono dan Fauzi Fattah. 2016. Bahasa dan Aksara Lampung untuk Kelas 12 SMA/MA/SMK. Bandarlampung: Gunung Pesagi.