Contoh Teks Pungo Pandai

  • Whatsapp
Contoh Teks Pungo Pandai
Contoh Teks Pungo Pandai

Pungo pandai yaitu teks secara harfiah terdiri dari dua kata yaitu “pungo” (O) dan pungu (A) yang artinya tangan. Sedangkan kata “pandai” (A/O) mempunyai makna tahu atau serba bisa.

Pengertian/maksud pungo pandai yaitu gabungan dua kata yang mempunyai makna konotatif maksudnya untuk menjelaskan kata tersebut perlu kiranya diberi penjelasan atau yang disebut sebagai makna kiasan yang artinya “tangan pintar”. Makna dari “tangan pintar” tersebut ialah seseorang yang mempunyai keahlian tertentu lebih dari satu (multitalenta).

Bacaan Lainnya

Ciri umum teks pungo pandai yaitu lebih menonjolkan suatu perbuatan, tindakan atau aksi nyata yang dapat bermanfaat bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Selain itu, terdapat petuah/nasihat, himbauan atau motivasi hidup yang bisa dipetik pelajaran berharganya.

Contoh teks Pungo Pandai:

Radin Inten II lahir di Negara Ratu 1 Januari 1834 (wilayah Kecamatan Natar, Lampung Selatan). Ia adalah putra tunggal Radin Imba II (1828-1834). Radin Imba II adalah putra sulung Radin Inten I gelar Dalam Kesuma Ratu IV (1751-1828). Merujuk hal itu, Radin Inten II adalah cucu dari Radin Inten I.

Berdasarkan penelitian, Radin Inten II masih keturunan Fatahillah yang dikenal sebagai Sunan Gunung Jati dari perkawinannya dengan Putri Sinar Alam, seorang putri dari Minak Raja Jalan Ratu dari Keratuan Pugung, cikal-bakal pemegang kekuasaan di keratuan tersebut.

Lantaran sang ayah Radin Imba II memimpin perlawanan bersenjata menentang kehadiran Belanda di Lampung, ditangkap dan diasingkan ke Pulau Timor. Kala itu, sang istri yakni Ratu Mas sedang hamil tua (mengandung Radin Inten II) dan tidak dibawa ke pengasingan. Kondisi itu membuat Radin Inten II tidak pernah mengenal ayah kandungnya.

Kendati demikian, sang ibu kerap menceritakan perjuangan ayahnya melawan penjajah. Saat Radin Inten II dinobatkan sebagai Ratu Negara Ratu, ia melanjutkan perjuangan memimpin rakyat di daerah Lampung untuk mempertahankan kedaulatan dan keutuhan wilayahnya. Perjuangannya didukung secara luas oleh rakyat daerah Lampung dan mendapatkan bantuan dari daerah lain, seperti Banten.

Radin Inten II meninggal di Negara Ratu, Lampung, 5 Oktober 1856 pada umur 22 tahun. Makam Raden Inten II terletak di Desa Gedung Harta dikenal dengan nama Benteng Cempaka, jarak tempuh 18 kilometer (km) dari Kalianda, Lampung Selatan.

Makam pahlawan ini sampai sekarang masih ramai dikunjungi masyarakat. Di area gerbang masuk makam, terpajang diorama di sisi kiri dan kanan mengisahkan perjuangan Radin Inten II melawan penjajah. Masuk di pelataran dalam area makam, ada patung Radin Inten II berdiri megah. Di dalam area makam juga terdapat rumah yang menyimpan banyak benda bersejarah.

Pada 1986 Pemerintah Republik Indonesia menganugerahinya gelar pahlawan nasional berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 082 Tahun 1986 tanggal 23 Oktober 1986. Namanya diabadikan sebagai Bandar Udara Internasional Radin Inten II dan perguruan tinggi Universitas Islam Negeri Radin Inten. Nama pahlawan nasional ini juga diabadikan menjadi jalan protokol di Bandar Lampung dan beberapa kabupaten lainnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *