Secara umum, sastra lisan dalam kehidupan etnik/adat istiadat Lampung mempunyai beberapa fungsi/manfaat dan kegunaan sebagai berikut:
- pengungkap alam pikiran, sikap, dan nilai-nilai kebudayaan masyarakat Lampung;
- penyampai gagasan-gagasan yang mendukung pembangunan manusia seutuhnya;
- pendorong untuk memahami, mencintai, dan membina kehidupan dengan baik;
- pemupuk persatuan dan saling pengertian antarsesama;
- penunjang pengembangan bahasa dan kebudayaan Lampung;
- penunjang perkembangan bahasa dan sastra Indonesia.
Pada zaman dahulu kala hingga saat ini, sastra lisan Lampung disebarkan dari mulut ke kuping (bukan dari mulut ke mulut) pada suasana atau kegiatan/aktivitas berikut ini:
- pada saat bersantai di rumah atau bersama keluarga;
- pada saat mengerjakan kerajinan tangan, seperti menenun tapis, menyulam, atau membuat anyam-anyaman;
- pada saat beramai-ramai bekerja di kebun atau di sawah, seperti ketika membuka ladang atau menanam/menuai padi;
- pada saat upacara penyambutan tamu secara adat;
- pada saat upacara pemberian jejuluk (jejuluk adalah gelar sebelum menikah, diberikan bersamaan dengan pemberian nama) atau pemberian adek/adok (gelar adat);
- pada saat berlangsungnya acara muda-mudi;
- ketika berlangsungnya acara cangget ’tarian adat’;
- ketika berlangsungnya acara bebekas ’penglepasan mempelai’.
1 Komentar