Masyarakat provinsi Lampung sangat menjunjung tinggi sistem kekerabatan baik dalam sapaan di anggota keluarga maupun dengan masyarakat sekitarnya. Cara memanggil orang yang lebih muda atau tua juga harus mengikuti tradisi setempat dengan ucapan yang sopan santun, serta disesuaikan dengan panggilan-panggilan yang sangat indah dan menjunjung tinggi rasa kebersamaan (silaturahmi yang akur).
Berikut ini istilah-istilah kekerabatan (silsilah keturan/filogeni) masyarakat adat Lampung beserta arti serta penjelasan dan rangkuman lengkapnya:
Sebutan | Keterangan |
Mahani | Saudara perempuan terhadap saudara laki-laki (sekandung) |
Puaghi | Sebutan sesama saudara laki-laki (sekandung) |
Nakbai | Sebutan saudara laki-laki terhadap saudara perempuan (sekandung) |
Kelepah | Sebutan sesama saudara perempuan (sekandung) |
Kemaman | Paman |
Keminan | Bibi |
Kajong, Mengian/Sesuai juluk/gelar | Suami |
Inggom, kebayan, maju/sesuai juluk/gelar | Istri |
Kelama/kelamo | Saudara laki-laki ibu |
Kenubi | Saudara perempuan ibu |
Benulung | Saudara perempuan ayah |
Umpu | Kakek |
Tamong | Cucu |
Nakan | Keponakan |
Uyang | Kakak ipar (perempuan/wanita) |
Lakau | Kakak ipar (laki-laki/pria) |
Sabai | Besan |
Mantu | Menantu |
Lebbu | Saudara dari kerabat nenek |
Waghi akken | Saudara angkat |
Waghi tutup | Saudara tiri |
Sumber Referensi:
- Warsiyem, S.Pd., M.Pd. dan Marlia, A.Md. Hanggum Bubahasa Lampung. Bandarlampung: Gunung Pesagi).
1 Komentar