Kisah Legenda “Batu Kepampang” Menggunakan Bahasa Lampung

  • Whatsapp

Di zaman tumbai di Lampung Barat, tepatni di daighah Kenali wat kerajaan lunik, kerajaan hinji di bah pengaruh Kerajaan Sriwijaya. Tiyan nganut kepercayaan dinamisme, guwai keamanan kerajaan di tetapko hukum ngelaghang hulun begawai jahat lom bentuk api gaoh. Hulun si begawai jahat dipenggal galahni di batu si disebut Batu Kepampang. Penjahat si ghadu tewas dijadiko korban bagi dewa ghik di tetok galahni di unggak batu kepampang (=bercabang) disebut Ighau.

Masyarakat Lampung kuno peghcaya temon, bahwa hulun si begawai jahat haghus dianiaya tigoh mati, maksudni guwai ngehapus liyom (=malu) keluarga. Ketika agama Islam kughuk di daeghah sina, hukum penggal galah sina dihapusko.

Bacaan Lainnya

Tigoh ganta legenda Batu Kepampang pagun kedok didongengko jama hulun tuha di daighah Lampung teghutama di daighah Pesisigh (=daerah pesisir).

Sumber Referensi:

  • Sudihartono dan Fattah, Fauzi. 2016. Bahasa dan Aksara Lampung untuk SMA/MA/SMK Kelas 11. Bandarlampung: Gunung Pesagi.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *