Kata wawancan (sudah merupakan kosa kata bahasa Lampung), identik dengan kata “wacan” (=bacaan dalam bahasa Jawa Kuno), yang kadang-kadang diucapkan “wacanan” yang juga memiliki makna “bacaan”, kemudian kata “wawancan” di belakangnya diberi kata “tangguh” yang artinya “pesan atau amanat”, maka dalam benak kita terpikir “wawancan” atau “wacaan” atau “wacanan” pastilah berupa “bacaan” yang berisi pesan atau amanat.
Dalam sastra Jawa Kuno, kita pernah dengar “Mocopat” (berupa sastra lisan), yang isinya berupa pesan atau amanat. Tentunya tentang petuah, nasihat, kepada pendengarnya agar berbuat baik kepada sesama, beramal saleh guna kehidupan di akhirat nanti, jangan berbuat maksiat (dalam “mocopat”) yang kita dengar jangan berbuat “malimo” atau (malima); Ma1 = madat atau menggunakan n4rkoba, Ma2=m4buk, minum-minuman k3ras, Ma3=main, berjud1 (ingat ini pangkal melarat dan menghinakan), Ma4=Madon, wadon=wanita, madon= m3lacur atau b3rzina, Ma5= mateni, m3mbunuh, sangat-sangat dilarang Tuhan. Masih banyak hal lainnya yang terdapat apda mocopat itu, demikian pula yang terdapat pada wawancan/tangguh/pepaccur/pepaccogh.
Di bawah ini terdapat contoh wawancan/tangguh dalam dialek A bahasa Lampung beserta artinya yang sederhana, wacanan di bawah ini dibuat sebait demi sebait dan di dalamnya terdapat tangguh (pesan). Coba anda baca, (ingat wawancan itu memang untuk di “waca” (dibaca).
Mughani Pemeghintah (Berkat usaha pemerintah)
Tihadap di ghalayakni (Berusaha bagi rakyatnya)
Lain ya kidah babah (Bukan hanya berjanji)
Ki mak ya ghadu bukti (Tetapi telah terbukti)
Lampung bermacam suku (Lampung beraneka suku)
Damai munyai mughawan (Hidup damai dan makmur)
Ghapat pakat ghik padu (Musyawarah untuk bersatu)
Hanggom saka kumayan (Itulah semboyan yang luhur)
Lapah transmigrasi (Datanglah transmigrasi)
Pemukiman gham sia (Pemukiman ini milik bersama)
Dang gunung digunduli ( (tapi) Gunung jangan digunduli)
Gham lestaghikon ghimba (kita lestarikan hutan rimba)
Di bidang kesehatan (Di bidang kesehatan)
Puskesmas si buktini (Puskesmas bukti nyata)
Nyin gham buubat di san (Melayani kesehatan)
Mughah munih bayaghani (Murah sekali bayarnya)
Gedung butingkat-tingkat (Gedung bertingkat-tingkat)
Ghamah sekula ngaji (Semua anak sekolah (dan) ngaji)
Tiyan sekedau hajat (Mereka yang bercita tinggi)
Mak kalipinni lagi (Kini mulai terbukti)
Sumber Referensi:
- Fauzi Fattah dan Sudihartono. 2016. Bahasa dan Aksara Lampung untuk SMA/MA/SMK Kelas 12. Bandar Lampung: Gunung Pesagi.