Pengertian, Ciri dan Contoh Cerita Fabel Dalam Bahasa Lampung Beserta Artinya Lengkap

  • Whatsapp

Cerita fabel adalah cerita rakyat yang secara turun-temurun mengisahkan tentang kehidupan hewan-hewan di masa lalu, baik dari peran/karakternya serta berisi nilai-nilai/hikmah yang bisa kita ambil sebagai pelajaran hidup.

Adapun ciri-ciri fabel yang paling umum adalah menceritakan kisah kehidupan hewan-hewan di masa lalu.

Bacaan Lainnya

Berikut ini contoh cerita fabel dalam bahasa Lampung lengkap beserta artinya:

Labi-Labi Pemarah 

tumbai wat labi labi ghik ghua bughung bangau teghu di pinggeh danau. tiyan ngeghupako ghik sai akrab. tiyan lalang begughau ungpal ghani. butahun tahun liwat dilom keadaan damai ghik bahagia. sekali musim panas wai ghik danau keghing. mak ngedok labung. binatang binatang lamon danau kemahian, tiyan menderita nihan. bughung bughung mulai beham bughan, nyengkegh mit mengan sai mawoh nyepok wai.    

Labi labi ghik bangau sina wategh temen, "gham moneh beghas ninggalko danau sinji," cawa bangau sedih. Tiyan ngeghatoni labi labi teghus cawa, "kanca gham ghadu ughik pujama butahun tahun, kidang genta sikam haghus maleh, selamat tinggal ghikku, semoga selamat. penjak nihan labi labi sedih. wai matani mahili dalih cawa, "gegoh ghepa kuti dapokninggalko nyak sinji layin ghek kuti? kutikan pandai bahwa nyak pasti mati ki mak ngedok wai haghopaku usunglah nyak ji."

Bangau nimbal, "hai labi labi, sikam sebenoghni mak haga ninggalko niku, kidang naku mak pandai hambogh. labi labi cawak nyak wat akal. sapok kuti tangok sai tejango ghik kangat kuti kegho anucukni keghi ghik kanan nyak ditengah tengah. king kuti dang ngepepahko nyak. bughung bangau cawa, tantu sikam haga hati hati.

Terjemahan dalam Bahasa Indonesia:

“KURA – KURA PEMARAH“

Dahulu, seekor kura-kura dan dua ekor burung bangau tinggal di tepi sebuah danau. Mereka merupakan kawan akrab. Mereka tertawa dan mengobrol bersama-sama sepanjang hari.

Bertahun-tahun berlalu dalam damai dan bahagia. Sekali musim panas sungai-sungai dan danau kekeringan. Tak ada hujan turun. Binatang-binatang ang kehausan itu sangat menderita. Burung-burung mulai beterbangan menyingkir ke tempat jauh mencari air.

Kura-kura dan bangau itu juga sanagat kawatir. “ Kita juga harus meninggalkan danau ini,” kata si bangau dengan sedih.

Mereka mendatangi kura-kura dan berkata, “ Kawan ! Kita telah hidup bersama bertahun-tahun. Tetapi sekarang kami harus pergi. Selamat tinggal dan semoga selamat!”

Tampak si kura-kura sangat sedih. Dengan air mata meleleh ia berkata,”bagaimana kalian dapat meninggalkan aku sendirian disini? Apakah aku ini bukan kawan kalian? kaliankah tahu bahwa aku pasti akan mati tanpa air. Mohon bawalah aku serta.” Bangau itu menjawab, ”wahai kura-kura, kami sebenarnya idak ingin meninggalkan kamu. Tetapi kamu tak dapat terbang bersama kami.

Si kura-kura berfikir keras. Tiba-tiba dia mendapat akal. pergi bersamamu.”
“baiklah kawan,” katanya sambil tersenyum.”aku tak dapat terbang seperti kalian tetapi aku masih dapat pergi bersamamu.”

Burung bangau itu terheran-heran.”bagaimana mungkin?”mereka bertanya.
“sederhana saja,”jawab kura-kura.”pertama-tama carikan aku tongkat panjang yang kuat. Lalu kalian berdua memegang masing-masing ujung tongkat itu dengan paruh kalian. Aku akan berpegangan dengan mulutku dan bergantungan di tengah-tengahnya kemudian kita semua dapat terbang menuju tempat di mana banyak terdapat air.”

Burung-burung bangau itu berkata,”Wah akal yang luar biasa ! kami akan mencari tongkat yang kuat segera. “

Sebelum meninggalkan tempat itu si kura-kura berpesan, “ Kawan bangau, hati-hati ya, jangan menjatuhkanku.”

Burung bangau itu menggeleng-gelengkankepalanya dan berkata, “ ya tentu saja kami akan hati-hati. Tetapi kamu harus berjanji juga. Jangan membuka mulutmu semetara kami terbang. Kalau tidak kamu pasti jatuh dan lehermu akan patah.”

Kura-kura berjanji,” Aku tidaklah sebodoh itu. Aku tak akan berkata sepatah katapun.”

Burung bangau itu memegang kedua ujung tongkat dengan paruhnya, dan si kura-kura bergantungan di tengah.

Sambil mengepakkan sayapnya, burung banagau itu mulai terbang. Semakin tinggi mereka terbang di langit biru.

Mereka terbang melintasi tanah, pegunungan dan kebun yang baru. Akhirnya mereka terbang di atas hutan yang banyak binatangnya. Segera berkerumun binatang-binatang di jalan. Mereka memandang ke atas melihat pemandangan yang aneh.

“Apa itu ?”, kata monyet tua,”Aku tak pernah melihat pemandangan yang sangat lucu ini selama hidupku !” Anak-anak hewan yang masih kecil tertawa keras-keras dan bertepuk tangan. “Eeee…lihatlah bangau yang membawa seekor kura-kura. Ha,ha,ha…”

Si kura-kura sangat marah dan heran, “ Mengapa kelompok orang itu menertawakanku?” ia keheranan.

Semakin lama semakin banyak hewan yang keheranan dan mengolok-olok kura-kura dan kedua bangau itu.

Dasar si kura-kura yang tak dapat menahan emosi. Ia mudah marah dan tak dapat menahan kemerahannya lagi mendengar olok-olok hewan di bawahnya.

“Aku akan balas caci- maki mereka!” gumam si kura-kura. Ia melupakan janjinya pada sang bangau.

Ia membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu dan hup! Peganganya lepas jatuh ketanah dengan keras. Kura-kura bodoh dan malang itu tentu saja terjatuh kebawah dengan meluncur deras. Tubuhnya menghantam batu keras dan tewaslah seketika itu juga.

“Ah, kura-kura ….”bisik bangau dengan menyesal.

Silakan baca juga: Contoh Fabel Bahasa Lampung: Kisah Liman Sai Punggah dan Landak Sai Punggah.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar