Artikel (bahasa inggris: Article) memiliki arti: 1. Karangan, 2. Fasal, 3. Anggaran dasar. Kalau kita satukan jadilah: Karangan atau tulisan yang berisi fasal-fasal (= bagian dari bab) yang merupakan anggaran/acuan/pedoman dasar dari sesuatu. Atau kita gunakan saja arti yang nomor 1, karangan/tulisan dalam hal ini tentang budaya, tentunya budaya yang dimaksud adalah budaya Lampung.
Kata “budaya” berasal dari kata “buddhayah” yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi/akal), diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Kita tidak lagi mengolah budaya sebagaimana pada injar yang telah lalu, namun lebih fokus pada artikel/karangan/tulisan tentang budaya, dalam hal ini budaya Lampung.
Berbicara tentang budaya Lampung tak jauh berbeda dengan adat budaya Lampung. Ingat, kata adat dan kata budaya sering dirangkaikan jadi satu, karena kedua kata itu ciri-ciri/sifat/karakteristiknya memang kata bersinonim. Dalam mengolah/mempelajari adat budaya Lampung, maka anda dapat mengakses informasinya melalui laptop, (google), lalu anda menalarnya. Bisa juga anda mencarinya di berbagai sumber (di perpustakaan), cari buku-buku yang berkaitan dengan adat budaya Lampung, hingga akhirnya anda dapat menyajikan informasi lisan (dipresentasikan, diucapkan, tentunya dalam bahasa Lampung) dan tulisan (artikel).
Contoh Teks Artikel Budaya Lampung Singkat Menggunakan Bahasa Lampung:
Berikut ini contoh berbagai informasi tentang artikel adat budaya Lampung menggunakan bahasa Lampung dialek setempat (dialek A/O) (tidak semuanya harus anda tuliskan pada “artikel budaya” karangan anda). Justru sebaiknya adalah “olahan” anda dari sumber lain (anda harus proaktif).
(Dialek A):
Bubalah ngeni budaya, khususni budaya Lampung mak telepas jak ngidokni adat istiadat si ngidok di daeghah Lampung. Adat dibentuk ghik dilaksanako jama cagha perundingan si disebut: bupadu (A), bepedeu (O). Adat budaya Lampung sina ngidok 2 (ghuwa) golongan yakdo:
- Adat Lampung Pepadun (sistem kepenyimbangan);
- Adat Lampung Saibatin (Pesisigh/Peminggir);
Adat pepadun digunako jama penduduk: Abung, Menggala/Tulang Bawang, Way Kanan, Sungkai, Pubiyan. Sistem adat pepadun meliputi:
- Sistem Pepadun Mego tedighi jak: Kebuwayan Anak Tuha, Nunyai, Beliuk ghik Kunang;
- Sistem Pepadun Banda tedighi jak Buai Subing, Terbanggi, Subing Labuhan, Unyi Buyut/Gunung Sugih, Unyi Sukadana, Nuban Bumi Ratu, Nuban Bumi Jawo, Nuban Bumi Tinggi, Nyerupa, Komering;
- Sistem Pepadun Sukeu, negliputei: Buai Pubiyan, Padang Ratu, Pubiyan Putih Doh, Pubiyan Buku Jadi, Pubiyan Ketibung, Pubiyan Balau;
- Sistem Sumbai, tedighi jak: Buai Pemuka, Way Kanan, Bahuga Semenguk, Baradatu, Semayang, Tegamoan, Bulan, Aji Tulang Bawang.
Lom adat pepadun ngidok 2 (telu) adat pokok yakdo:
- Adat Cepalo yakdo bentuk larangan-larangan si ngebentuk akhlak ghik tingkah laku si betik ghik bubudi luhugh tigoh rumbuhko nilai-nilai ghega dighi ghik norma-norma kehoghmatan pribadi maupun keluarga si disebut piil pesenggiri. Lom piil pesenggiri ngidok 5 (lima) unsugh di antaghani: Bujuluk Buadok, Nemui Nyimah, Nengah Nyampogh, Mufakat ghik Sakai Sambayan;
- Adat Ngejuk Ngakuk yakdo adat lom peghkawinan, si ngeghupako sumbegh utama jak adat peghkawinan upacagha adat. (upacagha adat Lampung disebut munih “Bugawi Cakak Pepadun“;
- Adat Kebumian, yakdo keserangkaian persyaratan guwai betik materi atau non-materi si dipeghluko guna ngeppiko seseulur, sebagai warga adat tetentu lom keadatan. Didasaghni setiap sanak si dilahigko jak ibukni si buasal jak suku Lampung asli secagha otomatis ya ngejadi warga masyarakat adat Lampung ghik buhak (=berhak) mansa adok (=gelar) ghik juluk.
Sumber Referensi:
- Fauzi Fattah dan Sudihartono. 2016. Bahasa dan Aksara Lampung untuk Kelas 12 SMA/SMK/MA. Bandar Lampung: Gunung Pesagi.