Pengertian Epos yaitu cerita rakyat yang berisi tentang perjuangan seseorang/pahlawan atau kisah-kisah perjuangan di masa lalu. Contohnya berkat jasa-jasa para pahlawan di berbagai daerah di Indonesia, maka Indonesia bisa merdeka.
Berikut ini contoh warahan berupa epos asal Lampung tentang “mengenal sejarah Pahlawan Raden Intan II:
Mengenal Pahlawan Raden Intan II
Menurut ahli sejarah Pahlawan Nasional Raden Inten II adalah putra dari Raden Imba II gelar Kesuma Ratu. Raden Imba II gelar Kesuma Ratu adalah putra dari Raden Inten I.
Asal usul Raden Inten I adalah berasal dari keturunan Fatahillah yang terkenal dengan sebutan Sunan Gunung Jati menikah dengan Puteri Sinar Alam, puteri dari Minak Raja Jalan Ratu dari Keratuan Pugung.
Sunan Gunung Jati adalah salah satu wali sembilan atau wali songo penyebar agama Islam di tanah Nusantara. Jadi, berdasarkan silsilah tersebut, maka Raden Inten II adalah anak dari Raden Imba II, serta cucu dari Raden Inten I keturunan Sunan Gunung Jati.
Dalam sejarah perlawanan rakyat Lampung terhadap penjajah Belanda telah dilakukan sejak lama dipimpin oleh Raden Inten I, kemudian dilanjutkan oleh puteranya Raden Imba II gelar Kesuma Ratu.
Raden Imba II gelar Kesuma Ratu ditangkap Belanda diasingkan di pulau Timor, saat itu isterinya masih mengandung putranya yang kemudian setelah lahir diberi nama Raden Inten II.
Pada tahun 1835 Raden Inten II dilahirkan tanpa mengenal wajah ayahnya Raden Imba II gelar Kesuma Ratu yang diasingkan oleh Kolonial Belanda di Pulau Timor tahun 1834.
Raden Inten II dibesarkan dan dididik secara islami oleh ibunya dan para alim ulama. Raden Inten II mewarisi jiwa kepemimpinan dan kepahlawanan dari ayahnya yaitu Raden Imba II dan kakeknya Raden Inten I.
Pada tahun 1850 Raden Inten II disumpah oleh Haji Wahya menjadi ratu. Beliau sebagai kepala Pemerintahan merangkap sebagai Panglima Perang. Sebagai kepala pemerintahan beliau dibantu oleh Punggawa. Sebagai panglima perang beliau dibantu oleh Haji Wahya, Wa’Mas dan Singa Branta.
Dalam usia yang sangat muda beliau melanjutkan perjuangan dan perlawanan rakyat Lampung terhadap penindasan dan penjajahan kolonial Belanda. Beliau memimpin rakyat Lampung dengan semangat jihad dan pantang menyerah dala melawan Kolonialisme Belanda sampai titik darah penghabisan.
Dalam waktu yang lama Tentara Kolonial Belanda tidak berhasil mengalahkan Raden Inten II dan prajuritnya. Bahkan di beberapa pertempuran Raden Inten dapat mengalahkan tentara Kolonial Belanda.
Pada tahun 1856 tentara Kolonial Belanda, menggunakan siasat licik, melalui seorang kebawahannya yang berkhianat, Raden Inten II diundang Tentara Kolonial Belanda untuk berunding di Kunyaian. Namun, pada saat perundingan berlangsung, maka Raden Intan II disergap oleh Tentara Kolonial Belanda. Raden Inten II mengadakan perlawanan dengan sengit dan gagah berani, namun karena kekuatan tidak seimbang beliau gugur sebagai Kesuma Bangsa pada tanggal 5 Oktober 1856.
Sumber Referensi Bacaan: Drs. Hi. Marsitho, M.Pd. dkk. 2000. Pandai Berbahasa Lampung. Bandarlampung: Gunung Pesagi.