Segata/sagata ialah bagian dari puisi yang merupakan karya sastra yang terikat oleh aturan-aturan tertentu seperti banyak suku kata setiap baris, banyaknya baris setiap bait, persajakan atau irama yang sangat indah. Segata juga merupakan salah satu sastra Lampung yang harus dilestarikan keberadannya, dan umumnya berbentuk puisi/pantun yang tiap baitnya terdiri dari 4 baris, dan bersajak akhir ab-ab.
Adapun untuk ciri-ciri/karakteristik dari Sagata/segata ini yaitu dua baris pertama merupakan sampiran yang kadang-kadang tidak mempunyai arti sama sekali. Biasanya pada baris pertama bersajak dengan baris ketiga dan baris kedua bersajak dengan baris keempat.
1. Sagata Salayuh
Bunyi segata/sagata salayuh ini menyatakan bagi pendengarnya karena bahasa dan kata katanya tidak teratur dan kasar berupa sindiran-sindiran kasar.
Contoh:
Khadu lohot ne mak ku
Iya cawa jama bapak
Enggok nyak ngamantu
Kik muli kicut pudak
2. Sagata Ijah Tawai
Segata Ijah Tawai ini berisi nasihat/petuah, ajaran dan pendidikan (edukasi) yang dapat memotivasi teman, rekan kerja dan kegiatan-kegiatan resmi lainnya.
Contohnya:
Wat dabingi dawah
Bukti uwat ni Tuhan
Dikhi kham kecah-kecah
Munggak medoh bu iman