Sejarah Bermukimnya Anak Abung Siwo Migo di Bandar Lampung dan Lampung Selatan

  • Whatsapp

Sejarah singkat masyarakat Abung Siwo Migo di Bandar Lampung dan Lampung Selatan yang disampaikan secara lisan yang rahasia turun-temurun.

Seperti diketahui bahwa antara Banten dan Lampung ada perjanjian pertahanan bahwa “Kalau Lampung di serang maka banten di depan, dan kalau Banten di serang maka Lampung di depan”.

Bacaan Lainnya

Ketika terjadi perang Banten dengan Belanda pada tahun 1875 – 1880 maka semua kebuaian Lampung mengirimkan balatentaranya ke Banten.

Untuk masyarakat Pubiyan Telu Suku gelombang terakhir sudah menyeberang laut ke Banten dan perjalanan sudah sampai Anyer yang terhenti disana karena Belanda sudah memenangkan perang. Sampai saat ini dapat ditemui di Kampung Cikoneng – Anyer. Mereka adalah Masyarakat Pubiyan dari Buai Kuning dan beberapa kebuaian lain.

Pengiriman Balatentara Lampung dilakukan secara periodik dan bergelombang. Masyarakat Abung gelombang terakhir terhenti di Bandar Lampung dan Lampung Selatan (Natar). Sehubungan dengan sampainya kabar bahwa Banten sudah dikalahkan oleh Belanda, maka perjalanan Balatentara masyarakat Abung Siwo Migo terhenti di Bandar Lampung dan bermukim dengan mendirikan anek/desa Jagabaya, Labuhanratu, Langkapura, Gedungmeneng, Rajabasa, Gunung Agung , Muaraputih .

Pertempuran dengan Belanda di Tanjungkarang, Kedaton dan Natar tetap berlangsung antara Balatentara Masyarakat Abung dengan Belanda secara Griliya. Dilanjutkan sampai generasi ke dua. Sebagai salah satu contoh untuk generasi ke dua di Labuhanratu yang masih melanjutkan pertempuran dengan Belanda adalah Rajo Ali Wiro bin Ratu Punyanggo Alam (buyut penulis) dan Rajo Singa Melintang antara tahun 1900 sampai 1925.

Kejadian tersebut di atas dapat diterangkan juga dari tulisan tentang perang banten pada website : http://warofweekly.blogspot.co.id/2010/09/perang-banten.html?m=1

Kekejaman dan kebiadaban yang dilakukan oleh pasukan Belanda tidak menyebabkan matinya ruhul jihad (semangat berjuang) untuk melawan setiap bentuk kezaliman dan ketidak-adilan yang dilakukan oleh penjajah Belanda. Di bawah pimpinan Pangeran Ahmad kekuatan perlawanan rakyat disusun kembali dan kali ini bukan hanya rakyat Banten tetapi juga dengan mengikut sertakan rakyat Lampung. Potensi rakyat besar yang disertai dengan tekad mati syahid di medan pertempurann perlawanan rakyat Banten-Lampung ini sulit untuk dapat ditumpas oleh Belanda. Berulang kali pasukan militer Belanda yang dikirimkan dari Batavia untuk menghadapi perlawanan rakyat Banten-Lampung di bawah pimpinan Pangeran Ahmad senantiasa kandas dan gagal.

Perlawanan rakyat Banten-Lampung tambah seru, setelah H.W. Daendels membuka proyek jalan raya dari Anyer sampai Panarukan yang Panjangnya kurang lebih 1000 km, dengan tenaga kerja rodi. Para pekerja yang terdiri dari antara lain rakyat Banten dalam proyek jalan raya Anyer-Panarukan itu, tak ubahnya bagaikan budak belian yang pernah dijumpai dalam zaman Romawi kuno. Perlakuan kejam dan sadis oleh pasukan Belanda ini, yang memperpanjang proses perlawanan rakyat Banten-Lampung. Walau akhirnya, perlawanan Pangeran Ahmad dengan rakyatnya bisa ditumpas oleh Belanda.

*Ditulis oleh Kolonel Kes dr. Sukardiansyah, MKes, SpKJ / Suttan Penegak Bumei (generasi ke 5).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

26 Komentar

  1. Baru tahu sejarahnya seperti itu. Dan kebanyakan orang tahunya anak agung dr bali, ya. Tapi ada juga anak abung ini. Memang kita harus banyak sekali membaca sejarah agar wawasan menjadi luas. Kalau sejarahnya raja lombok, apakah tahu mas?

    1. Silakan coba diobservasi atau wawancara langsung dengan narasumber yang tahu soal kebudayaan sunda. Pastinya akan semakin menarik.

    1. Makasih kak Uchi, mudah2an melalui tulisan ini akan bermanfaat untuk seluruh pembaca sekalian. Aamiin.

  2. Saya pernah membaca di satu artikel. Tapi itu udah lama banget. Karena peperangan yang terus berkelanjutan antara Lampung-Banten dengan Belanda, anak keturunan Lampung asli itu banyak yang sudah tidak ada. Puluhan tahun berperang menjadikan Lampung relatif sepi hingga akhirnya pemerintah memutuskan untuk membuka lahan transmigrasi dari berbagai daerah di Indonesia.

    Mungkin karena inilah akhirnya Lampung menjadi salah satu provinsi yang sangat majemuk dalam urusan ras. Dan setiap ras/kelompok akhirnya membangun kampung masing-masing yang tetap eksis sampai saat ini.

    1. Mantap kak, literasi kak Annie emang oke sekali, bisa menjangkau bacaan soal konteks sejarah di Lampung. Keren kak dan makasih ya.

    1. Hallo kak Mutia, makasih ya dah mampir di blog aku ini. Hehe.. semoga tulisan2an saya dan tim kontributor bermanfaat untuk semua pembaca sekalian… aamiin.

  3. Suka banget baca sejarah lampung lewat tulisan kakak, kebetulan saya pecinta sejarah dan lagi nyari sejarah-sejarah kota di Indonesia.

    1. Ayo kak berbagi sejarah Indonesia ke tulisan2 yang kita buat di blog, supaya semua orang tahu, dunia tahu dengan adat dan kebudayaan bangsa kita yang besar ini.

  4. Saya sebagai orang Lampung Kalianda asli turut bangga juga dengan perjuangan para pahlawan Lampung. Yang jad pahlawan nasional adalah Khadin Intan II. Dari tulisan diatas saya baru tau juga sejarah Pangeran Ahmad. Mantul bg

  5. Tambah wawasan baru tentang sejarah ini, dan tentunya buat yang sedang belajar sejarah Lampung sangat bermanfaat artikelnya

  6. Begitu besar kesusahan rakyat Indonesia termasuk rakyat banten dan lampung di masa penjajahan Belanda ini ya mas. Baca artikel ini jadi menambah pengetahuan dan sejarah yang gak didapatkan di sekolah.

    1. Iya kak Dyah, penting banget kita ini tahu sejarah lokal dan sejarah bangsa Indonesia supaya kita tidak melupakan sejarah dan bangga sebagai bangsa Indonesia yang kaya akan adat dan budaya.

  7. wah ini sisi lain sejarah yang saya baru tahu sih, kok banyak sekali yaa sejarah-sejarah yang terkadang gak tercatatkan dan diketahui secara luas gini?

    1. Makainya saya coba untuk tuliskan dari narasumber yang asli pribumi supaya info sejarah lokal bisa tersebar kemasyarakat luas. Makasih.

    1. Makasih, bener banget kak, informasi suku bangsa itu harus kita sebarkan ke masyarakat luas, agar mereka tahu sejarah lokal daerah kita.

  8. terima kasih informasi sejarahnya kak. Jadi semakin tau sejarahnya lampung.
    Tapi jujur ada beberapa istilah/kata/nama yang masih belum saya pahami.
    mungkin karena masih baru membaca salah satu sejarah lampung ini