15 Sistem Panggilan Kekerabatan Masyarakat Lampung Beserta Artinya Lengkap

  • Whatsapp
Panggilan Kekerabatan Masyarakat Lampung Beserta Artinya Lengkap
Panggilan Kekerabatan Masyarakat Lampung Beserta Artinya Lengkap

Sistem Panggilan kekerabatan masyarakat Lampung (sistem penggilan berdasarkan silsilah keturunan/filogeni) merupakan sistem hiearki yang menyatakan panggilan-panggilan tertentu kepada sesama anggota keluarga atau orang lain di dalam masyarakat Lampung itu sendiri. Panggilan ini secara turun-temurun dari nenek moyang hingga sekarang masih terus dilestarikan. Oleh sebab itu, sebagai orang Lampung maka kita penting sekali untuk ikut melestarikan adat dan istiadat budaya Lampung.

Berikut ini rangkuman dan penjelasan lengkap tentang panggilan kekerabatan masyarakat Lampung:

Bacaan Lainnya

PanggilanKeterangan
Buya, apak, amak, akan, uwakAyah (Panggilan kepada orang tua laki-laki)
Emak, induk, ina, mak, umi, ibuIbu (Panggilan terhadap orang tua perempuan)
Abang, kiyai, adin, daing, udo, dll. (sesuai gelar/juluk)Kakak laki-laki/pria
Ayuk, kiyai, daing, uwo, kakak, dll. (Sesuai gelar/juluk).Kakak perempuan/wanita
Tamong (pesisir), ateh, datuk, sidi, dllKakek
Kajong, ateh, nenek, atu, siti, dllNenek
Wak/Wo, Bapak balak/sesuai gelar/julukPanggilan terhadap abang ayah atau abang ibu/paman
Mamak, inik, pak lunik/sesuai gelar/julukPanggilan terhadap adik ayah atau adik ibu/paman
Induk balak, mak wo/sesuai gelar/julukPanggilan terhadap kakak ayah atau kakak ibu dan isteri dari abang ayah atau abang ibu/bibi
Minan, keminan, ibung/sesuai gelar/julukPanggilan terhadap adik perempuan ayah atau ibu/bibi
Tangama, nakanPanggilan pada keponakan laki-laki
Tangina, nakanPanggilan pada keponakan perempuan
Inan tamong, tamongCucu
TuyukPanggilan terhadap kakeknya bapak atau ibu
CanggahPanggilan terhadap orangtuanya kakek

Silakan baca juga: 21 Istilah-Istilah Kekerabatan Masyarakat Lampung Beserta Artinya Lengkap.

Sumber Referensi: 

  • Warsiyem, S.Pd., M.Pd. dan Marlia, A.Md. Hanggum Bubahasa Lampung. Bandarlampung: Gunung Pesagi).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

3 Komentar