Pengertian, Ciri, dan Contoh Pantun Canggot/Cangget dalam Bahasa Lampung

  • Whatsapp

Canggot atau cangget adalah sebuah acara adat muda mudi khas Lampung. Canggot merupakan sarana tempat bertemunya muda mudi atau muli merkhanai Lampung ketika pada masa itu pertemuan langsung antara muda-mudi termasuk hal yang tabu, namun kemudian pertemuan antara muda mudi ini difasilitasi dan disaksikan oleh para orang tua dan tetua adat didalam sebuah pertemuan resmi yang dinamakan dengan canggot.

Canggot dilaksanakan pada malam hari. Dahulu Canggot biasanya diadakan pada malam Bagha dalam istilah Lampung artinya bulan purnama sempurna atau terang bulan setelah acara panen raya, namun untuk saat ini canggot dilaksanakan tidak hanya dilakukan pada malam purnama saja tapi juga pada malam-malam acara adat seperti salah satu acara dalam adat pernikahan maupun malam-malam lain sesuai dengan kesepakatan didalam panitia adat.

Bacaan Lainnya

Pada acara pernikahan ada istilah canggot muli mekhanai dan canggot gawi atau canggot makai, yakni canggot dengan menggunakan pakaian adat lengkap yang biasanya dilakukan satu sampai dua malam suntuk, di tempat tertentu seperti kecamatan sungkai utara, Lampung marga sungkai bunga mayang dikenal juga canggot Lebaran yang biasanya diadakan setelah lebaran Idul Fitri yang panitianya adalah muli mekhanai sungkai yang merupakan gabungan beberapa tiuh (kampung) di kecamatan Sungkai Utara.

Pelaksanaan canggot dilakukan pada malam hari di tiuh-tiuh (kampung-kampung) para pemudi dijemput oleh para pejemput yang membawa lampu yang berkeliling tiuh untuk menjemput para pemudi dirumahnya masing-masing, khusus untuk canggot yang dilaksanakan karena acara adat pernikahan biasanya pada sore harinya dilakukan pembagian siwok (ketan yang dibagi kecil-kecil dan diberi gula ditengahnya) sebagai simbol ughauan/urauan atau undangan akan diadakannya canggot pada malam harinya. Acara canggot ini dilaksanakan oleh para penglaku (panitia adat) yang terdiri dari muda mudi yang dikepalai oleh kepala meghanai.

Sebelum ngehanyak (ngehayak itu artinya pihak pemuda duduk berhadapan dengan pemudi sebagai ajang saling kenal dan interaksi yang dibatasi oleh norma adat) biasanya kepala mekhanai (ketua pemuda) mengumumkan peraturan dengan menggunakan canang apa syarat-syarat yang seharusnya dilakukan mekhanai ketika ngehayak yaitu seperti harus menggunakan peci atau penutup kepala, tidak boleh bersalaman atau bersentuhan sedangkan untuk muli-nya menggunakan sinjang/hinjang atau kain lepas/kain panjang.

Setelah proses perkenalan dan interaksi antara muli-mekhanai selesai acara selanjutnya adalah minjak nari (pemuda dipersilahkan untuk memilih dan meminta dibangunkan kepada para penglaku salah seorang pemudi untuk menari bersamanya) dengan menggunakan pakaian adat siger dan sarung tapis, sedangkan meghanai mengenakan kain tapis atau sinjang, kopiah dan keris atau badik. Pada saat tari inilah meranai (sang pemuda) bisa menunjuk salah seorang muli atau pemudi untuk menemaninya menari dengan tarian khas canggot. Sebelum minjak dari dilaksanakan biasanya pada sesi akhir tarian juga ada Pisaan (pantun canggot yang dibacakan oleh merkhanai) yang ditujukan untuk si gadis.

Setelah menjelang tengah malam, acara canggot pun selesai dan para pemudi diantarkan kembali kerumah masing-masing, setiap petugas pengantar diberikan tanggung jawab penuh oleh kepala meghanai untuk bisa mengantarkan kembali para gadis hingga sampai kerumahnya masing-masing.

Pantun canggot/cangget ini adalah pantun yang dibacakan pada acara muda mudi (meranai-muli) secara berbalasan. Pantun canggot umumnya terdiri dari 4 sampiran/4 baris, dan umumnya bersajak a-b-a-b.

Berikut ini contoh pantun canggot karya Tahir Raja Alam yang bisa anda simak dengan baik-baik:

Meranai/Mekhanai (Bujang)Muli/Mulei (Gadis)
Siji usulan ngadopi disan
Tapi sikam nak pik ngalimpura
Nguruk lamaran kira mak sungkan
Api pai kira teduh ram diya
Sina usulan atau lamaran
Bagi ram dija tetap nerima
Asal pikeran mak ngiri nganan
Sikap sikam na sangun terbuka
Lamon pikeran sikam cumbuan
Bagi ganta dang siya-siya
Lom angan-angan kak pira bulan
Sukur ram ganta buhadap muka
Nengis umungan bagi ram disan
Ngelema-lema manis juk gula
Sa ngejuk saran guwai pikeran
Bagi si tuha harus ditanya
Lamon situha dakkon ditanya
Unyin kak radu bela
Kak tinggal nunggu kapanni masa
Kantu hatimu lagi separu
Lamon bagiku mak lagi ragu
Kimbang bulat sai dilom niat
Kelama lebu ulih ulahmu
Acak ya pegat makkung sepakat
Lebu kelama unyin kak suka
Setuju yakin leher dan batin
Bimbingko juga kira wat haga
Tian sai mimpin tutuk ngajamin
Sual sai mimpin jama ngajamin
Sina alun pai bicara tunai
Sebab wat angin sekimbang yakin
Kabarni kiyai kak ngemik bebai
Masalah kiyai kak ngemik bebai
Sina bagimu dang ragu-ragu
Ngumbanko tunai kak jemoh sawai
Asal kak tantu ram na pujudu
Sual pujudu sina mak tantu
Sina ulun pai bicara tunai
Lamon maksud mak diilukkonmu
Mungkin kak nuli rasan mak jadi
Maksud hatimu ranaman cumbu
Bimbingko juga disiji masa
Kelama lebu radu butunggu
Sual bulanja siap sediya
Lamon belanja temon sediya
Siji kenilu pudamu umpu
Duwit 60 juta sapini rua
Kapan ya mampu sikam kak ngiyu
Pasalni belanja duit 60 juta
Niku dang semang rik kurang
Siji terimamu juga ganta
Sual binatang kak di belakang
Duwit 60 juta kak kuterima
Tapi sinji saran jak nyayik
Acak nepasa cakak situha
Mari payuni jak Paccah Aji
Sual payuni jak Pancah Aji
Bapak kemaman setuju nihan
Langsung bugawi ram dija dudi
Nerak rasan sai penrabisan
Sina rancangan kak tigoh disan
Layin pik nawai cuma ngabagi
Cuba hubungan pai kiri kanan
Antara sabai ngadipi sabai
Sual sabai ngadopi sabai
Sangun kak radu tian bupadu
Tinggal nilai rani sai wawai
Masalah waktu kak jemu
Kilamon waktu kak radu jemu
Sina umungan kak helau nihan
Saran jak atu tiyongko paimu
Harini kapan ngantakko pesolan
Kibau pesolan diantakko disan
Nurut rencana rani Selasa
Ram kiri kanan di Kemis depan
Dunggak diliba ngulom merga
Sina kak nyata waktu mit dija
Supa bagimu dang pai keliru
Ngusung jempana jama merga
Lansung payu dirani Sabtu
Ganta ram payu dirani Sabtu
Sina helauni dang rubah lagi
Sikam butunggu rik bidang suku
Mari lapahni jak Paccah Aji
………………………………………………
Waktu siji tigoh waktuni
Sebab merga kak hader dija
Serana gawi kak dija siji
Burung Garuda Rata Jempana
……………………………………………………

Sumber Referensi:

  • Hasan, Zainudin. 2011. Canggot. Diakses melalui situs https://www.zainudinhasan.com/2011/02/canggot/, pada hari Minggu, 30 Januari 2022. Pukul 16.18 WIB.
  • Pamungkas dan Iskandar Muharam. 2014. Mahir Bahasa dan Budaya Lampung. Lampung Selatan: Gunung Raja.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *