Canggot atau cangget adalah sebuah acara adat muda mudi khas Lampung. Canggot merupakan sarana tempat bertemunya muda mudi atau muli merkhanai Lampung ketika pada masa itu pertemuan langsung antara muda-mudi termasuk hal yang tabu, namun kemudian pertemuan antara muda mudi ini difasilitasi dan disaksikan oleh para orang tua dan tetua adat didalam sebuah pertemuan resmi yang dinamakan dengan canggot.
Canggot dilaksanakan pada malam hari. Dahulu Canggot biasanya diadakan pada malam Bagha dalam istilah Lampung artinya bulan purnama sempurna atau terang bulan setelah acara panen raya, namun untuk saat ini canggot dilaksanakan tidak hanya dilakukan pada malam purnama saja tapi juga pada malam-malam acara adat seperti salah satu acara dalam adat pernikahan maupun malam-malam lain sesuai dengan kesepakatan didalam panitia adat.
Pada acara pernikahan ada istilah canggot muli mekhanai dan canggot gawi atau canggot makai, yakni canggot dengan menggunakan pakaian adat lengkap yang biasanya dilakukan satu sampai dua malam suntuk, di tempat tertentu seperti kecamatan sungkai utara, Lampung marga sungkai bunga mayang dikenal juga canggot Lebaran yang biasanya diadakan setelah lebaran Idul Fitri yang panitianya adalah muli mekhanai sungkai yang merupakan gabungan beberapa tiuh (kampung) di kecamatan Sungkai Utara.
Pelaksanaan canggot dilakukan pada malam hari di tiuh-tiuh (kampung-kampung) para pemudi dijemput oleh para pejemput yang membawa lampu yang berkeliling tiuh untuk menjemput para pemudi dirumahnya masing-masing, khusus untuk canggot yang dilaksanakan karena acara adat pernikahan biasanya pada sore harinya dilakukan pembagian siwok (ketan yang dibagi kecil-kecil dan diberi gula ditengahnya) sebagai simbol ughauan/urauan atau undangan akan diadakannya canggot pada malam harinya. Acara canggot ini dilaksanakan oleh para penglaku (panitia adat) yang terdiri dari muda mudi yang dikepalai oleh kepala meghanai.
Sebelum ngehanyak (ngehayak itu artinya pihak pemuda duduk berhadapan dengan pemudi sebagai ajang saling kenal dan interaksi yang dibatasi oleh norma adat) biasanya kepala mekhanai (ketua pemuda) mengumumkan peraturan dengan menggunakan canang apa syarat-syarat yang seharusnya dilakukan mekhanai ketika ngehayak yaitu seperti harus menggunakan peci atau penutup kepala, tidak boleh bersalaman atau bersentuhan sedangkan untuk muli-nya menggunakan sinjang/hinjang atau kain lepas/kain panjang.
Setelah proses perkenalan dan interaksi antara muli-mekhanai selesai acara selanjutnya adalah minjak nari (pemuda dipersilahkan untuk memilih dan meminta dibangunkan kepada para penglaku salah seorang pemudi untuk menari bersamanya) dengan menggunakan pakaian adat siger dan sarung tapis, sedangkan meghanai mengenakan kain tapis atau sinjang, kopiah dan keris atau badik. Pada saat tari inilah meranai (sang pemuda) bisa menunjuk salah seorang muli atau pemudi untuk menemaninya menari dengan tarian khas canggot. Sebelum minjak dari dilaksanakan biasanya pada sesi akhir tarian juga ada Pisaan (pantun canggot yang dibacakan oleh merkhanai) yang ditujukan untuk si gadis.
Setelah menjelang tengah malam, acara canggot pun selesai dan para pemudi diantarkan kembali kerumah masing-masing, setiap petugas pengantar diberikan tanggung jawab penuh oleh kepala meghanai untuk bisa mengantarkan kembali para gadis hingga sampai kerumahnya masing-masing.
Pantun canggot/cangget ini adalah pantun yang dibacakan pada acara muda mudi (meranai-muli) secara berbalasan. Pantun canggot umumnya terdiri dari 4 sampiran/4 baris, dan umumnya bersajak a-b-a-b.
Berikut ini contoh pantun canggot karya Tahir Raja Alam yang bisa anda simak dengan baik-baik:
Meranai/Mekhanai (Bujang) | Muli/Mulei (Gadis) |
Siji usulan ngadopi disan Tapi sikam nak pik ngalimpura Nguruk lamaran kira mak sungkan Api pai kira teduh ram diya | Sina usulan atau lamaran Bagi ram dija tetap nerima Asal pikeran mak ngiri nganan Sikap sikam na sangun terbuka |
Lamon pikeran sikam cumbuan Bagi ganta dang siya-siya Lom angan-angan kak pira bulan Sukur ram ganta buhadap muka | Nengis umungan bagi ram disan Ngelema-lema manis juk gula Sa ngejuk saran guwai pikeran Bagi si tuha harus ditanya |
Lamon situha dakkon ditanya Unyin kak radu bela Kak tinggal nunggu kapanni masa Kantu hatimu lagi separu | Lamon bagiku mak lagi ragu Kimbang bulat sai dilom niat Kelama lebu ulih ulahmu Acak ya pegat makkung sepakat |
Lebu kelama unyin kak suka Setuju yakin leher dan batin Bimbingko juga kira wat haga Tian sai mimpin tutuk ngajamin | Sual sai mimpin jama ngajamin Sina alun pai bicara tunai Sebab wat angin sekimbang yakin Kabarni kiyai kak ngemik bebai |
Masalah kiyai kak ngemik bebai Sina bagimu dang ragu-ragu Ngumbanko tunai kak jemoh sawai Asal kak tantu ram na pujudu | Sual pujudu sina mak tantu Sina ulun pai bicara tunai Lamon maksud mak diilukkonmu Mungkin kak nuli rasan mak jadi |
Maksud hatimu ranaman cumbu Bimbingko juga disiji masa Kelama lebu radu butunggu Sual bulanja siap sediya | Lamon belanja temon sediya Siji kenilu pudamu umpu Duwit 60 juta sapini rua Kapan ya mampu sikam kak ngiyu |
Pasalni belanja duit 60 juta Niku dang semang rik kurang Siji terimamu juga ganta Sual binatang kak di belakang | Duwit 60 juta kak kuterima Tapi sinji saran jak nyayik Acak nepasa cakak situha Mari payuni jak Paccah Aji |
Sual payuni jak Pancah Aji Bapak kemaman setuju nihan Langsung bugawi ram dija dudi Nerak rasan sai penrabisan | Sina rancangan kak tigoh disan Layin pik nawai cuma ngabagi Cuba hubungan pai kiri kanan Antara sabai ngadipi sabai |
Sual sabai ngadopi sabai Sangun kak radu tian bupadu Tinggal nilai rani sai wawai Masalah waktu kak jemu | Kilamon waktu kak radu jemu Sina umungan kak helau nihan Saran jak atu tiyongko paimu Harini kapan ngantakko pesolan |
Kibau pesolan diantakko disan Nurut rencana rani Selasa Ram kiri kanan di Kemis depan Dunggak diliba ngulom merga | Sina kak nyata waktu mit dija Supa bagimu dang pai keliru Ngusung jempana jama merga Lansung payu dirani Sabtu |
Ganta ram payu dirani Sabtu Sina helauni dang rubah lagi Sikam butunggu rik bidang suku Mari lapahni jak Paccah Aji ……………………………………………… | Waktu siji tigoh waktuni Sebab merga kak hader dija Serana gawi kak dija siji Burung Garuda Rata Jempana …………………………………………………… |
Sumber Referensi:
- Hasan, Zainudin. 2011. Canggot. Diakses melalui situs https://www.zainudinhasan.com/2011/02/canggot/, pada hari Minggu, 30 Januari 2022. Pukul 16.18 WIB.
- Pamungkas dan Iskandar Muharam. 2014. Mahir Bahasa dan Budaya Lampung. Lampung Selatan: Gunung Raja.