Pengertian, Ciri-Ciri, Fungsi dan Contoh Pantun/Segata/Adi-Adi Dalam Bahasa Lampung Beserta Artinya Lengkap

  • Whatsapp

Pantun/segata/adi-adi adalah salah satu jenis puisi tradisi Lampung yang lazim di kalangan etnik lampung digunakan dalam acara-acara yang sifatnya bersukaria, misalnya pengisi acara muda mudi nyambai, miyah damagh, kedayek.

Pada umumnya, adi-adi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Bacaan Lainnya

  • Terdiri dari 4 baris;
  • Sajaknya berirama ab-ab atau bisa berubah sesuai kebutuhan;
  • Baris ke-1 dan 2 adalah sampiran, dan baris ke-3 dan 4 adalah isi

Adapun fungsi sagata/pantun/adi-adi yaitu digunakan sebagai ungkapan isi hati kepada seseorang, dijadikan sebagai alat penghibur & penghilang jenuh, untuk sarana pendidikan, sebagai sarana pembuka/penutup acara, sebagai sarana untuk menyampaikan pesan-pesan, dan lain sebagainya.

Contoh pattun/segata/adi-adi dalam bahasa Lampung dan artinya lengkap:

Bukundang Kalah Sahing

Numpang pai nanom peghing
Titanom banjagh capa
Numpang pai ngulih-ulih
Jama kutti sai dija

Adek kesaka dija
Kuliak nambi dibbi
Adek gelagh ni sapa
Nyin mubangik ngughau ni

Budaghak dipa dinyak
Pullan tuha mak lagi
Bukundang dipa dinyak
Anak tuha mak lagi

Payu uy mulang pai uy
Dang saka ga di huma
Manuk disayang kenuy
Layau kimak tigaga

Nyilok silok di lawok
Lentera di balimbing
Najin ghalang kupenok
Kidang ghisok kubimbing

Kusassat ghelom selom
Asal putungga batu
Kusassat ghelom pedom
Asal putungga niku

Kughatopkon mak ghattop
Kayu dunggak pumatang
Pedom nyak sanga silop
Min pitu minjak miwang

Indani ghaddak minyak
Titanom di cenggighing
Musakik kik injuk nyak
Bukundang kalah sahing

Musaka ya gila wat
Ki temon ni peghhati
Ya gila sangon mawat
Niku masangkon budi

Ali-ali di jaghi kiri
Gelang di culuk kanan
Mahap sunyin di kutti
Ki salah dang sayahan

Terjemahannya dalam Bahasa Indonesia:

Pacaran Kalah Saingan

Numpang menanam bambu
Ditanam dekat capa
Numpang bertanya
Kepada kalian di sini

Adik kapan kemari
Kulihat kemarin sore
Nama adik siapa
Agar enak memanggilnya

Berladang dimana aku
Hutan tua tiada lagi
Pacaran dengan siapa aku
Anak tua tiada lagi

Ya uy pulang dulu uy
Jangan lama-lama di ladang
Ayam disayang elang
Kacau kalau tak dicegah

Melihat-lihat di laut
Lentera di balimbing
Walau jarang kulihat
Tapi sering kuucap

Kucari ke dasar gelap
Asal bersua batu
Kucari hingga ke tidur
Asal bersua denganmu

Kurebahkan tak rebah
Kayu di ujung pematang
Sejenak aku tertidur
Tujuh kali terbangun menangis

Layaknya ghaddak minyak*
Ditanam di lereng bukit
Betapa derita kurasakan
Pacaran kalah saingan

Sudah lama sebenanya ada
Kalau memang lebih perhatian
Ya memang tidak
Kau menanam budi

Cincin di jari kiri
Gelang di kaki kanan
Maaf semuanya kepada kalian
Kalau salah jangan mengejek

Silakan baca juga: Pengertian, Ciri, Macam, Bentuk dan Contoh Sagata/Segata/Adi-Adi.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *